Ringkasan
Hari / Tanggal : Jumat, 30 Agustus 2019
Tema : 2 Persatuan Dalam Perbedaan
Subtema 3 : Bersatu Kita Teguh
PB : 5 (Lima)
Muatan P : IPS dan SBdP
MUATAN IPS
Pada awal kemerdekaan, terjadi inflasi yang sangat tinggi sebagai akibat tak terkendalinya peredaran uang Jepang. Pada waktu itu, pemerintah mengakui beredarnya tiga mata uang, yaitu:
1. Uang De Javanche Bank,
2. Uang Hindia Belanda,
3. Uang Jepang.
Hal ini kemudian diperparah dengan kebijakan Belanda yang memblokade Indonesia pada bulan November 1945 yang mengakibatkan hasil ekspor Indonesia tidak bisa dikirim keluar negeri begitu pula produk-produk luar negeri yang dibutuhkan tidak bisa masuk Indonesia. Berbagai upaya kemudian dilakukan dalam rangka menata ekonomi Indonesia
Pinjaman Nasional
Untuk mengatasi persoalan keungan, pemerintah melalui Menteri Keuangan, Ir. Surachman merencanakan untuk mengeluarkan kebijakan pinjaman nasional dan telah disetujui oleh BP KNIP. Pinjaman itu diperkirakan mencapai Rp 1,000,000,000.oo yang dibagi menjadi dua tahap. Pinjaman itu akan dikembalikan dalam waktu 40 tahun. Kebijakan itu mendapat dukungan dari rakyat dengan bukti pemerintah mampu menghimpun tabungan rakyat sebesar Rp 500,000,000,00.
Mengeluarkan ORI
Ternyata, keadaan perekonomian tersebut terus memburuk karena berbagai kebijakan Belanda yang mencampuri urusan Indonesia. Belanda mengeluarkan uang NICA[1]pada tanggal 6 Maret 1946 untuk mengganti Jepang. Sementara, pemerintah Indonesia pada tanggal 26 Oktober 1946 mengeluarkan uang kertas baru, yaitu Oeang Republik Indonesia (ORI). Semenjak dikeluarkannya ORI kemudian mata uang Jepang, mata uang Hindia Belanda, dan mata uang de javasche bank [2]tidak berlaku di wilayah Indonesia.
Pembentukan BNI
Bank Negara Indonesia (BNI) dibentuk oleh Margono Djojohadikusumo pada 5 Juli 1946. BNI menjadi bank sentral dan sirkulasi yang bertanggung jawab menerbitkan dan mengelola mata uang. Saat Indonesia mengeluarkan ORI, BNI mengedarkan alat pembayaran resmi tersebut. pada tahun 1955, peran BNI beralih menjadi Bank Pembangunan dan kemudian mendapatkan hak untuk bertindak sebagai bank devisa. Pada tahun ini juga BNI beralih menjadi bank umum dengan penetapan secara yuridis melalui Undang-undang Darurat No. 2 tahun 1955.
Banking and Trading Corporation (BTC)
Dipimpin oleh Sumitro Joyohadikusumo dan Dr. Ong Eng Die. Berhasil mengadakan traksaksi dengan perusahaan swasta Amerika Serikat. Barang yang diekspor adalah gula, karet, dan teh. Salah satu traksaksinya dengan perusahaan Amerika Serikat, Insbranton Inc dengan menggunakan kapal Martin Behremann dicegat oleh Belanda.
Indonesia Office (Indoff)
Adanya blokade laut yang dibuat Belanda membuat ekspor Indonesia tidak bisa leluasa. Barang yang masuk dan keluar dari Indonesia dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Salah satu pintu masuknya adalah melalui Singapura. Pada tahun 1947 dibentuk Indonesia Office (Indoff) di Singapura. Secara resmi Indoff merupakan badan yang memperjuangkan kepentingan politik di luar negeri, namun secara rahasia juga berusaha menembus blokade dan usaha perdagangan barter. Indoff diketuai oleh Mr. Oetojo Ramelan.
India Rice
Pemerintah Syahrir berusaha menembus blokade yang dilakukan oleh Belanda. Salah satu usaha politis dilakukan dengan cara mengirimkan beras ke India yang sedang menderita kelaparan. Indonesia kemudian mengirimkan 500.000 ton beras dengan harga yang sangat rendah. Sebagai imbalannya India mengirimkan bahan pakaian dan obat-obatan yang diperlukan oleh Indonesia. Selain itu juga, India sangat aktif mendukung kemerdekaan Indonesia.
Kementerian Pertahanan Usaha Luar Negeri (KPULN)
Kementerian Pertahanan Usaha Luar Negeri atau KPULN dipimpin oleh Jayengprawiro. KPULN bertugas untuk membeli senjata dan perlengkapan perang lainnya dan berusaha memasukan ke Indonesia. Salah satu tokoh yang berhasil memasukkan senjata adalah Laksamana Muda Yahya Daniel Dharma atau John Lie. John Lie menyelundukan senjata dari Singapura.
Konferensi Ekonomi
Konferensi Ekonomi pertama
Dilaksanakan pada bulan Februari 1946 yang dipimpin oleh Ir. Darmawan Mangunkusumo. Tujuan dari konferensi ekonomi adalah untuk memperoleh kesepakatan yang bulat dalam menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang mendesak seperti; masalah produksi dan distribusi, masalah sandang, dan status administrasi perkebunan.
Konferensi Ekonomi Kedua
Diadakan di Solo pada tanggal 6 Mei 1946 untuk membahas program ekonomi pemerintah, masalah keuangan negara, pengendalian harga, distribusi dan alokasi tenaga manusia. Saran dari Moh Hatta adalah dengan mendakan rehabilitas pabrik gula.
Konferensi ekonomi menghasilkan beberapa kebijakan, seperti:
1. Pembentukkan Badan Persediaan dan Pembagian Bahan Makanan (BPPBM) yang menjadi cikal
Gerakan Tari Merak
Tari merak ini merupakan tarian khas yang berasal dari propinsi Jawa Barat. Jenis tarian ini menampilkan kreasi baru yang mengekspresikan kehidupan dari seekor burung merak. Gerakan-gerakan tarian merak diambil dari tingkah laku burung merak.
Tari merak dilakukan secara berkelompok, yang harus dilakukan dengan kompak dan memiliki formasi tarian yang baik. Agar tarian dapat ditampilkan dengan baik, maka harus dilakukan latihan secara rutin menggunakan properti tari yang sesuai.
Pada tari Merak properti yang digunakan adalah selendang yang ujungnya dikaitkan kesalah satu jari. Tari merak memiliki lima gerakan seperti dibawah ini:
1. Mengangkat kedua tangan
2. Menurunkan kedua tangan
3. Mengatupkan tangan dan kaki
4. Menggerakkan tangan kanan keatas dan bawah
5. Menggerakkan tangan kiri keatas dan kebawah.
Tema : 2 Persatuan Dalam Perbedaan
Subtema 3 : Bersatu Kita Teguh
PB : 5 (Lima)
Muatan P : IPS dan SBdP
MUATAN IPS
Pada awal kemerdekaan, terjadi inflasi yang sangat tinggi sebagai akibat tak terkendalinya peredaran uang Jepang. Pada waktu itu, pemerintah mengakui beredarnya tiga mata uang, yaitu:
1. Uang De Javanche Bank,
2. Uang Hindia Belanda,
3. Uang Jepang.
Hal ini kemudian diperparah dengan kebijakan Belanda yang memblokade Indonesia pada bulan November 1945 yang mengakibatkan hasil ekspor Indonesia tidak bisa dikirim keluar negeri begitu pula produk-produk luar negeri yang dibutuhkan tidak bisa masuk Indonesia. Berbagai upaya kemudian dilakukan dalam rangka menata ekonomi Indonesia
Pinjaman Nasional
Untuk mengatasi persoalan keungan, pemerintah melalui Menteri Keuangan, Ir. Surachman merencanakan untuk mengeluarkan kebijakan pinjaman nasional dan telah disetujui oleh BP KNIP. Pinjaman itu diperkirakan mencapai Rp 1,000,000,000.oo yang dibagi menjadi dua tahap. Pinjaman itu akan dikembalikan dalam waktu 40 tahun. Kebijakan itu mendapat dukungan dari rakyat dengan bukti pemerintah mampu menghimpun tabungan rakyat sebesar Rp 500,000,000,00.
Mengeluarkan ORI
Ternyata, keadaan perekonomian tersebut terus memburuk karena berbagai kebijakan Belanda yang mencampuri urusan Indonesia. Belanda mengeluarkan uang NICA[1]pada tanggal 6 Maret 1946 untuk mengganti Jepang. Sementara, pemerintah Indonesia pada tanggal 26 Oktober 1946 mengeluarkan uang kertas baru, yaitu Oeang Republik Indonesia (ORI). Semenjak dikeluarkannya ORI kemudian mata uang Jepang, mata uang Hindia Belanda, dan mata uang de javasche bank [2]tidak berlaku di wilayah Indonesia.
Pembentukan BNI
Bank Negara Indonesia (BNI) dibentuk oleh Margono Djojohadikusumo pada 5 Juli 1946. BNI menjadi bank sentral dan sirkulasi yang bertanggung jawab menerbitkan dan mengelola mata uang. Saat Indonesia mengeluarkan ORI, BNI mengedarkan alat pembayaran resmi tersebut. pada tahun 1955, peran BNI beralih menjadi Bank Pembangunan dan kemudian mendapatkan hak untuk bertindak sebagai bank devisa. Pada tahun ini juga BNI beralih menjadi bank umum dengan penetapan secara yuridis melalui Undang-undang Darurat No. 2 tahun 1955.
Banking and Trading Corporation (BTC)
Dipimpin oleh Sumitro Joyohadikusumo dan Dr. Ong Eng Die. Berhasil mengadakan traksaksi dengan perusahaan swasta Amerika Serikat. Barang yang diekspor adalah gula, karet, dan teh. Salah satu traksaksinya dengan perusahaan Amerika Serikat, Insbranton Inc dengan menggunakan kapal Martin Behremann dicegat oleh Belanda.
Indonesia Office (Indoff)
Adanya blokade laut yang dibuat Belanda membuat ekspor Indonesia tidak bisa leluasa. Barang yang masuk dan keluar dari Indonesia dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Salah satu pintu masuknya adalah melalui Singapura. Pada tahun 1947 dibentuk Indonesia Office (Indoff) di Singapura. Secara resmi Indoff merupakan badan yang memperjuangkan kepentingan politik di luar negeri, namun secara rahasia juga berusaha menembus blokade dan usaha perdagangan barter. Indoff diketuai oleh Mr. Oetojo Ramelan.
India Rice
Pemerintah Syahrir berusaha menembus blokade yang dilakukan oleh Belanda. Salah satu usaha politis dilakukan dengan cara mengirimkan beras ke India yang sedang menderita kelaparan. Indonesia kemudian mengirimkan 500.000 ton beras dengan harga yang sangat rendah. Sebagai imbalannya India mengirimkan bahan pakaian dan obat-obatan yang diperlukan oleh Indonesia. Selain itu juga, India sangat aktif mendukung kemerdekaan Indonesia.
Kementerian Pertahanan Usaha Luar Negeri (KPULN)
Kementerian Pertahanan Usaha Luar Negeri atau KPULN dipimpin oleh Jayengprawiro. KPULN bertugas untuk membeli senjata dan perlengkapan perang lainnya dan berusaha memasukan ke Indonesia. Salah satu tokoh yang berhasil memasukkan senjata adalah Laksamana Muda Yahya Daniel Dharma atau John Lie. John Lie menyelundukan senjata dari Singapura.
Konferensi Ekonomi
Konferensi Ekonomi pertama
Dilaksanakan pada bulan Februari 1946 yang dipimpin oleh Ir. Darmawan Mangunkusumo. Tujuan dari konferensi ekonomi adalah untuk memperoleh kesepakatan yang bulat dalam menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang mendesak seperti; masalah produksi dan distribusi, masalah sandang, dan status administrasi perkebunan.
Konferensi Ekonomi Kedua
Diadakan di Solo pada tanggal 6 Mei 1946 untuk membahas program ekonomi pemerintah, masalah keuangan negara, pengendalian harga, distribusi dan alokasi tenaga manusia. Saran dari Moh Hatta adalah dengan mendakan rehabilitas pabrik gula.
Konferensi ekonomi menghasilkan beberapa kebijakan, seperti:
1. Pembentukkan Badan Persediaan dan Pembagian Bahan Makanan (BPPBM) yang menjadi cikal
bakalnya Bulog
2. Pembentukan Perusahaan Perkebunan Negara (PPN);
3. Pembentukan Planning Board (Badan Perancang Ekonomi) atas inisiatif Menteri Kemakmuran, dr.
2. Pembentukan Perusahaan Perkebunan Negara (PPN);
3. Pembentukan Planning Board (Badan Perancang Ekonomi) atas inisiatif Menteri Kemakmuran, dr.
A.K. Gani.
Pembentukan Planning Board
Planning board (badan perancang ekonomi) dibentuk pada tanggal 19 Januari 1947. Pembentukan ini atas inisiatif dari A.K Gani. Tugas dari badan perancang ekonomi adalah membuat rencana pembangunan ekonomi untuk jangka waktu 2 sampai 3 tahun. Untuk menampun dana pembangunan maka dibentuk bank pembangunan. Badan Perancang Ekonomi ini kemudian diperluas menjadi Panitia Pemikir Siasat Ekonomi.
Panitia Pemikir Siasat Ekonomi
Ini merupakan tindakan lanjut dari Badan Perancang Ekonomi. Panitia Pemikir Siasat Ekonomi diketua oleh Moh Hatta dan A.K Gani sebagai wakilnya. Tugas dari Panitia Pemikir Siasat Ekonomi adalah mempelajari, mengumpulkan data, dan memberikan saran kepada pemerintah dalam merencanakan pembangunan ekonomi. Badan ini tidak bisa berjalan maksimal dikarenakan adanya agresi militer belanda II[3]. Hal ini diperparah dengan adanya pemberontakan PKI di Madiun 1948[4].
Rencana Kasimo
Program ini disusun oleh Menteri Urusan Bahan Makanan, I.J Kasimo. Pada dasarnya program ini berupa Rencana Produksi Tiga Tahun (1948-1950) mengenai usaha swasembada pangan. Rencana Kasimo meliputi:
1. Anjuran memperbanyak kebun bibit dan padi unggul
2. Penyembelihan hewan pertanian dilarang
3. Tanah-tanah kosong harus ditanami
4. Transmigrasi ke Sumatera
Muatan SBdP
Pembentukan Planning Board
Planning board (badan perancang ekonomi) dibentuk pada tanggal 19 Januari 1947. Pembentukan ini atas inisiatif dari A.K Gani. Tugas dari badan perancang ekonomi adalah membuat rencana pembangunan ekonomi untuk jangka waktu 2 sampai 3 tahun. Untuk menampun dana pembangunan maka dibentuk bank pembangunan. Badan Perancang Ekonomi ini kemudian diperluas menjadi Panitia Pemikir Siasat Ekonomi.
Panitia Pemikir Siasat Ekonomi
Ini merupakan tindakan lanjut dari Badan Perancang Ekonomi. Panitia Pemikir Siasat Ekonomi diketua oleh Moh Hatta dan A.K Gani sebagai wakilnya. Tugas dari Panitia Pemikir Siasat Ekonomi adalah mempelajari, mengumpulkan data, dan memberikan saran kepada pemerintah dalam merencanakan pembangunan ekonomi. Badan ini tidak bisa berjalan maksimal dikarenakan adanya agresi militer belanda II[3]. Hal ini diperparah dengan adanya pemberontakan PKI di Madiun 1948[4].
Rencana Kasimo
Program ini disusun oleh Menteri Urusan Bahan Makanan, I.J Kasimo. Pada dasarnya program ini berupa Rencana Produksi Tiga Tahun (1948-1950) mengenai usaha swasembada pangan. Rencana Kasimo meliputi:
1. Anjuran memperbanyak kebun bibit dan padi unggul
2. Penyembelihan hewan pertanian dilarang
3. Tanah-tanah kosong harus ditanami
4. Transmigrasi ke Sumatera
Muatan SBdP
Gerakan Tari Merak
Tari merak ini merupakan tarian khas yang berasal dari propinsi Jawa Barat. Jenis tarian ini menampilkan kreasi baru yang mengekspresikan kehidupan dari seekor burung merak. Gerakan-gerakan tarian merak diambil dari tingkah laku burung merak.
Tari merak dilakukan secara berkelompok, yang harus dilakukan dengan kompak dan memiliki formasi tarian yang baik. Agar tarian dapat ditampilkan dengan baik, maka harus dilakukan latihan secara rutin menggunakan properti tari yang sesuai.
Pada tari Merak properti yang digunakan adalah selendang yang ujungnya dikaitkan kesalah satu jari. Tari merak memiliki lima gerakan seperti dibawah ini:
1. Mengangkat kedua tangan
2. Menurunkan kedua tangan
3. Mengatupkan tangan dan kaki
4. Menggerakkan tangan kanan keatas dan bawah
5. Menggerakkan tangan kiri keatas dan kebawah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar