Rabu, 24 Oktober 2012

IPS tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia

  • 2. Standar Kompetensi Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Mata Pelajaran : IPS Kelas / Semester : V / II
  • 3. RANGKUMAN MATERI Penjajahan Belanda di Indonesia Belanda mendarat pertama kali di Indonesia pada tahun 1596 di Banten dipimpin oleh Cornelis de Houtman . Tahun 1602 Belanda mendirikan kongsi dagang VOC ( Verenigde Oost Indische Compagnie ) di Batavia untuk memperkuat kedudukannnya. VOC mempunyai hak istimewa disebut Octroi . Gubernur jenderal VOC pertama kali Pieter Both , kemudian digantikan J.P Coen . VOC menguasai pusat – pusat perdagangan, seperti Batavia, Banten, Selat Sunda, Makasar, Maluku, Mataram ( Jawa ), dan berbagai daerah lain yang strategis. Akhir abad ke-18 VOC bangkrut dan dibubarkan tanggal 31 Desember 1799. Indonesia dipimpin oleh kolonial Belanda dengan Gubernur jendral pertama Daendels yang sangat kejam. Rakyat disuruh kerja Rodi membuat jalan sepanjang 1000 km ( dari Anyer – Panarukan ), mendirikan pabrik senjata di Semarang dan Surabaya juga membangun pelabuhan Merak. Daendels digantikan oleh Jansens yang kemudian dikalahkan Inggris. Tahun 1816 Indonesia dikembalikan ke Belanda, dengan Van den Bosch sebagai gubernur. Ia menerapkan politik tanam paksa. Tujuannya untuk mengisi kekosongan kas Belanda. Tanam paksa menyengsarakan rakyat, selain rakyat dipaksa menanam 1/5 tanahnya dengan ketentuan Belanda, mereka juga dipaksa membayar pajak dan ganti rugi tanaman.
  • 4. TOKOH – TOKOH YANG MELAWAN BELANDA Sultan Agung Hanyakrakusuma dari Mataram ( Tahun 1628 dan Tahun 1629 ) Memerintah dari tahun 1613 – 1645, dan pada masa pemerintahannya mencapai puncak kejayaan. Pada masa pemerintahannya Mataram menyerang ke Batavia dua kali ( tahun 1628 dan tahun 1629 ), namun gagal. Beliau wafat pada tahun 1645. Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten ( 1650 – 1682 ) Memerintah Banten dari tahun 1650 – 1692. Melawan Belanda dengan rakyatnya dan merusak perkebunan tebu milik Belanda di Ciangke.
  • 5. Sultan Hasanudin dari Makasar Sulawesi Selatan Beliau bercita – cita menguasai jalur perdagangan Nusantara sehingga mendorong perluasan kekuasaan ke kepulauan Nusa Tenggara, hal itu mendapat tantangan Belanda. Karena keberaniannya Beliau melawan Belanda, beliau mendapat julukan “ Ayam Jantan dari Timur ” Pattimura ( Thomas Matulesi ) dari Malluku Pattimura Mengadakan perlawanan terhadap Belanda pada tanggal 16 Mei 1817. Mengadakan penyerbuan ke pos Belanda dan berhasil merebut benteng Duurstede . Dari Saparua meluas ke tempat lain seperti Seram, Haruku, Larike dan Wakasihu. Pada tanggal 15 Oktober 1817 Belanda mengadakan serangan besar - besaran dan Pattimura berhasil ditangkap Belanda.
  • 6. Imam Bonjol dari Sumatera Barat Rakyat Minangkabau bersatu melawan Belanda pada tahun 1830 – 1837 dipimpin Tuanku Iman Bonjol. Untuk mengatasi perlawanan rakyat Minangkabau, Belanda menerapkan siasat adu domba. Terjadilah perang Padri yaitu yaitu perang antara kaum adat di Minangkabau dan kaum yang menganut agama Islam dengan benar. Tahun 1834 Belanda memusatkan pasukannya menduduki Kota Bonjol. Tanggal 16 Juni 1835 Belanda menembaki Kota Bonjol dengan meriam yang sangat gencar dan berhasil merebut Bonjol. Tanggal 25 Okotber 1837, Tuanku Imam Bonjol menyerah. Pangeran Diponegoro (Ontowiryo) dari Yogyakarta (1825 – 1830) Pangeran Diponegoro dengan nama kecil Raden Mas Ontowiryo, Putra Sulung Sultan Hamengkubuwono III. Lahir tahun 1785. Pemicu utama perlawanan Dippnegoro adalah, pemasangan tiang pancang membuat jalan menuju Magelang yang melewati makam leluhur Pangeran Diponegoro tanpa ijin. Karena mendapat tantangan Belanda melakukan serangan ke Tegalrejo tanggal 21 Juli 1825 dan dalam serangan tersebut tidak berhasil menemukan Pangeran Diponegoro karena markasnya telah dipindah ke Selarong. Dalam Perlawanan melawan Belanda, Pangeran Diponegoro dibantu oleh Pangeran Mangkubumi Sentot Prawirodirdjo, Pangeran Suriatmojo dan Dipokusumo dan bantuan dua ulama Kiai Mojo dan Kiai Kasan Basri. Untuk mematahkan perlawanan Diponegoro, Belanda melaksanakan siasat benteng stelsel atau Sistem Benteng. Pangeran Diponegoro dibujuk untuk berunding, sehingga berhasil ditangkap dan diasingkan ke Makasar sampai akhirnya beliau meninggal dunia pada tanggal 8 Januari 1855.
  • 7. Pangeran Antasari dari Banjarmasin Perlawanan rakyat Banjar dipimpin oleh Pangeran Hidayat dan Pangeran Antasari yang dikenal dengan perang Banjar, berlangsung dari tahun 1859 – 1863. Setelah Pangeran Hidayat ditangkap dan diasingkan ke Cianjur Jawa-Barat, perlawan dipimpin oleh Pangeran Antasari dan atas keberhasilan memimpin perlawanan beliau diangkat menjadi pemimpin agama dengan gelar Panembahan Amirudin Khalifatul Mukminin, wafat tanggal 11 Oktober 1862. Sisingamangaraja XII dari Tapanuli Sumatera Utara Lahir di Baakara Tapanuli 1849, akibat peralatan canggih pihak Belanda perlawanan Sisingamangaraja kalah. Putranya Patuan Nagari dan Patuan Anggi serta putrinya Lopain tewas tertembak dalam pertempuran tersebut.
  • 8. Teuku Umar dan Cut Nyak Dien dari Aceh Dalam perlawanannya mereka menyerang pos – pos pertahanan Belanda. Belanda menggunakan siasat adu domba. Belanda mengirim Dr. Snouck Hurgronje untuk menyelidiki masyarakat Aceh dengan melakukan penyamaran. Ia melakukan penyamaran sebagai ulama dengan nama Abdul Gafar. Berdasarkan hasil penyelidikan Abdul Gafar tersebut, Belanda memperoleh petunjuk bahwa untuk menaklukkan Aceh harus digunakan siasat kekerasan. Tanggal 11 Pebruari 1899 Teuku Umar gugur dan perjuangan dilanjutkan oleh istrinya yang bernama Cut Nyak Dien .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kamis, 16 Mei 2024

    Assalamu'alaikum wr wb... Apa kabar anak-anak bu guru di rumah ? semoga anak sholih sholihah semua selalu dalam keadaan sehat wal’af...