3 Perkembangbiakan Vegetatif Pada Hewan dan Contohnya
makhluk hidup memiliki banyak cara untuk bertahan hidup. Selain bertahan hidup, makhluk hidup umumnya melestarikan jenisnya agar tidak mengalami kepunahan. Untuk mencegah kepunahan dan melestarikan jenisnya, makhluk hidup berkembangbiak. Tetapi masing-masing makhluk hidup memiliki caranya sendiri agar dapat berkembangbiak. Makhluk hidup yang akan dibahas kali ini adalah hewan yang khususnya dilakukan oleh hewan tingkat rendah. Simak jenis-jenis perkembangbiakan dengan cara vegetatif pada hewan berikut ini beserta contohnya
Perkembangbiakan Vegetatif Pada Hewan
Pada umumnya, perkembangbiakan pada makhluk hidup khususnya hewan memiliki dua cara berkembangbiak. Cara yang pertama adalah perkembangbiakan generatif dan perkembangbiakan vegetatif. Sebelumnya Materi IPA sudah membahas tentang perkembangbiakan generatif yang dibagi menjadi 3 jenis yaitu melahirkan (vivipar), bertelur (ovipar), bertelur dan melahirkan (ovovivipar) beserta contohnya.
Perkembangbiakan vegetatif adalah perkembangbiakan tanpa melalui peristiwa perkawinan atau tidak terjadi proses pembuahan sel kelamin betina oleh sel kelamin jantan yang dilakukan oleh hewan tingkat rendah. Hewan tingkat rendah adalah hewan yang tidak memiliki struktur tubuh yang sempurna. Jenis-jenis perkembangbiakan vegetatif adalah sebagai berikut:
1. Tunas
Perkembangbiakan vegetatif pada hewan yang pertama adalah dengan bertunas. Tunas atau bertunas adalah cara berkembangbiak pada hewan pada saat organisme baru tumbuh pada hewan tersebut. Tunas baru akan melekat sepanjang pertumbuhannya hingga menjadi organisme baru. Organisme baru adalah klon dan secara genetik identik dengan organisme induk. Sebuah organisme baru tumbuh dari hasil atau kuncup pada orang tua. Contoh hewan yang berkembangbiak dengan bertunas adalah sebagai berikut:
- Hydra
Hydra adalah hewan pemangsa yang hidup di air tawar bersuhu tropis dan tidak tercemar. Hewan ini hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop dan tidak dapat dilihat dengan kasat mata. Hydra mempunyai tubuh yang panjang kira-kira 10 milimeter dan berbentuk tabung. Saat merasa ada gangguan, tubuhnya akan berkontraksi menyerupai gumpalan kecil.
Perkembangbiakan vegetatif dengan cara bertunas pada hydra dimulai dengan munculnya tunas kecil pada hydra dewasa. Tunas kecil tersebut akan bertumbuh dan berkembang menjadi organisme baru yang melekat pada hydra dewasa sebagai induknya. Setelah tunas tersebut dianggap sudah dewasa dan mampu menangkap makanannya sendiri, tunas akan melepaskan diri dan menjadi organisme baru. Untuk lebih jelasnya berikut langkah-langkah perkembangbiakan hydra dengan bertunas:
- Tanda pertama adalah tumbuhnya kuncup
- Selanjutnya, tenticles dan mulut pada hydra mulai berkembang
- Setelah terlihat perkembangan tenticles dan mulut hydra, dimulai proses pemisahan tunas dari hydra dewasa. Umumnya, tunas atau organisme baru lebih kecil dari hydra dewasa.
- Kemudian pada langkah terakhir, tunas terputus dari induknya atau hydra dewasa yang umumnya berukuran 3/5 dari ukuran induknya.
- Porifera
Porifera atau Spons adalah hewan multiseluler seperti Hydra. Pada umumnya semua porifera merupakan species makhluk air yang hidup dilaut dengan kedalaman 8000 m ydan tidak berpindah tempat. Walaupun ada juga porifera yang hidup di air tawar. Porifera adalah hewan yang memiliki banyak pori pada tubuhnya sehingga air dapat melewatinya.
Hewan ini memiliki bentuk tubuh yang mampu dilalui oleh air melalui pori-pori kemudian air yang masuk akan keluar bersamaan dengan limbah melalui oskulum pada bagian atas tubuh hewan yang seperti cerobong asap. Perbedaannya adalah mereka tidak punya jaringan, organ dan tidak punya kesimetrisan tubuh.
Porifera memiliki berbagai cara untuk mendapatkan makanan yaitu dengan memakan bakteri serta partikel makanan yang masuk bersama dengan air melalui pori-pori, bekerja sama dengan organisme yang melakukan fotosintesis, dan untuk porifera yang hidup di daerah yang sulit untuk mendapatkan makanan berubah menjadi hewan karnivora atau pemakan daging yang memakan krustasea kecil.
Porifera tidak memiliki sistem pencernaan, sistem saraf dan sistem peredaran darah. Mereka menggunakan aliran air untuk mendapatkan makanan, oksigen dan membuang limbah dari tubuhnya. Tubuh porifera terdiri dari mehosil yang diapit dua lapisan tipis sel yang tidak memiliki tugas khusus dan kelebihannya dapat menjadi tipe sel lain serta dapat berpindah antara sel utama dan mehosil. Hewan yang tergolong dalam hewan tingkat rendah ini berkembangbiak dengan cara bertunas.
.
- Coelenterata
Coelenterata berasal dari kata coelom dan enteron. Kata coelom memiliki arti “berongga” dan enteron yang berarti “perut”. Coelenterata juga dapat didefinisikan dengan hewan perut berongga, rongga tersebut disebut rongga gastrovasculer. Rongga tersebut berfungsi sebagai tempat pencernaan makanan serta sebagai alat yang mengedarkan sari makanan dan sisa makanan.
Colenterata juga disebut Cnidaria karena memiliki sel penyengat yang terletak pada tentakel di sekitar tubuhnya. Coelenterata berkembangbiak vegetatif dengan cara bertunas. Diawali dengan terbentuknya kuncup di bagian kaki pada fase polip. Kemudian kuncup tersebut perlahan-lahan akan makin membesar yang akan membentuk tentakel. Kuncup akan bertumbuh dan menempel di sekitar kaki induknya sampai kuncup baru tumbuh pada induknya
2. Fragmentasi
Perkembangbiakan Vegetatif Pada Hewan yang kedua adalah dengan cara fragmentasi. Fragmentasi adalah cara berkembangbiak pada hewan dengan cara memotong atau memutuskan bagian tubuhnya untuk membentuk organisme baru yang dilakukan oleh hewan tingkat rendah.Contoh hewan yang berkembangbiak dengan cara fragmentasi adalah sebagai berikut:
- Cacing Pipih
Cacing pipih tergolong dalam filum Platyhelminthes. Hewan ini hidup di laut, danau, sungai bahkan menjadi parasit di dalam tubuh organisme lain. Sebagai hewan yang tergolong Platyhelminthes, cacing pipih sensitif terhadap cahaya. Cacing pipih memiliki sistem pencernaan disebut sistem gastrovaskuler yang berfungsi untuk mengedarkan makanan tidak melalui darah tetapi oleh usus.
Sistem gastrovaskuler pada cacing pipih dimulai dari mulut, faring, ke belakang kerongkongan yang terdapat usus yang mempunyai cabang ke seluruh tubuh. Fungsi usus pada cacing pipih yaitu selain mencerna makanan juga mengedarkan makanan ke seluruh tubuh. Hewan ini tidak memiki anus sehingga pembuangan sisa makanan dilakukan melalui mulut. Karena memiliki sistem gastrovaskuler yang mengedarkan makanan ke seluruh tubuh maka cacing pipih sudah tidak memiliki sistem transpor. Sementara itu, gas O2 dan CO2 dikeluarkan dari tubuhnya melalui proses difusi. Dari gambar di atas telah digambarkan cacing pipih sebagai hewan yang berkembang biak dengan cara fragmentasi.
- Cacing Pita
Cacing pita dapat masuk ke tubuh manusia. Penyebab masuknya cacing pita ke dalam tubuh manusia karena mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung telur cacing Taenia solium (cacing pita babi). Cacing pita kemudian tumbuh dan hidup di tubuh manusia.
Cacing pita sangat diuntungkan karena mengambil sari-sari makanan pada tubuh manusia. Sebaliknya manusia menjadi pihak yang dirugikan karena sari-sari makanan yang seharusnya digunakan untuk metabolisme menjadi berkurang dan telur cacing pita yang masuk ke sistem pencernaan dapat menyebabkan infeksi usus. Lebih fatalnya lagi saat telur cacing pita berhasil keluar dari saluran pencernaan, telur cacing pita dapat memasuki organ lain dan menyebabkan infeksi invasif. Cacing pita berkembangbiak dengan cara fragmentasi.
3. Membelah Diri
Perkembangbiakan Vegetatif Pada Hewan yang ketiga adalah membelah diri. Membelah diri adalah cara berkembangbiak pada hewan dengan jalan membagi tubuhnya menjadi dua bagian yang sama atau lebih secara langsung yang dilakukan hewan bersel satu. Perkembangbiakan dengan cara membelah diri diawali dengan inti sel hewan bersel satu akan membelah diri menjadi dua bagian. Pembelahan dua bagian diikuti dengan pembelahan cairan dan dinding sel yang akan menghasilkan organisme baru. Contoh hewan yang berkembangbiak dengan cara membelah diri adalah sebagai berikut:
- Amoeba
Amoeba atau amuba adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan protista yang bergerak dengan pseudopodia atau kaki semu yang merujuk pada genus yang meliputi spesies yang bergerak dengan mekanisme tersebut. Amoeba hidup di darat dan dapat ditemukan di air bahkan di berbagai jenis habitat.
Amoeba dapat hidup diluar tubuh organisme lain atau ekto amoeba. Selain dapat hidup diluar tubuh organisme, amoeba juga dapat hidup di dalam tubuh organisme lain yang disebut ento amoeba, contohnya pada manusia. Cara amoeba berkembang biak yaitu dengan cara membelah diri sehingga dapat berkembang biak dengan sangat cepat. Sementara sebagian perubahan geografis atau atmosfer mampu memusnahkan sebagian besar organisme hidup, organisme uniseluler, seperti amoeba, mampu bertahan karena kemampuan reproduksi mereka yang cepat
- Protozoa
Protozoa berasal dari bahasa Yunani yaitu protos dan zoon. Protos adalah pertama dan zoon adalah hewan. Hewan ini hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop bahkan terkadang saat menggunakan mikroskop alga dan protozoa menjadi sulit dibedakan. Contohnya alga hijau Euglenophyta, selnya berflagela, sel tunggal yang berklorofil, dapat mengalami kehilangan klorofil dan memiliki kemampuan untuk berfotosintesa.
Protozoa dapat dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak memiliki dinding sel, dapat dibedakan dari algae karena tidak berklorofil,serta dapat dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah. (Baca juga: Ciri-ciri Ion)
- Paramecium
Paramecium merupakan protista yang mirip dengan hewan yang memiliki dua inti dalam satu sel. Dua sel tersebut adalah inti besar atau disebut Makronulkeus digunakan untuk mengawasi kegiatan pertumbuhan, metabolisme serta regenerasi, sedangkan inti sel atau disebut Mikronukleus digunakan untuk mengendalikan kegiatan reproduksi.
Kita dapat melihat paramecium menggetarkan silianya melalui alat bantu seperti mikroskop. Dengan menggetarkan silianya akan terjadi aliran air masuk dan keluar, pada saat itulah paramecium dapat memperoleh makanannya. Paramecium memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna serta mengedarkan makanan dan vakuola berdenyut yang berfungsi untuk mengeluarkan sisa makanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar